Sebagian orang mungkin pernah mendengar
tentang cerita mengenai sosok wanita
bernama Hellen Keller. Kira – kira 100 tahun yang lalu, di Tasukambia
daerah Alabama, Amerika. Pada suatu hari, ketika Hellen berumur satu setengah
tahun ibunya mendapatinya terjatuh di kamar mandi, dan ketika diangkat,
ternyata badannya panas sekali. Ibunya sangat panik ternyata setelah kejadian
itu Hellen mengalami cacat. Dia tidak
seperti anak – anak yang lainnya, dia tidak bisa berbicara, mendengar, dan
melihat. Keluarga Keller bersepakat untuk membesarkan Hellen seperti anak-anak
normal lainnya. Pada usia 7 tahun keluarganya menyerahkan pendidikan Hellen kepada
seorang guru bernama Ibu Sullivan, beliau mengajarkannya berbagai cara tentang
hidup sendiri, seperti cara makan, minum, menyiram bunga, membaca, dll.
Awalnya
cara hidup tersebut di lakukannya dengan sembarangan, seperti makan dengan
tangannya secara serampangan tidak memakai sendok dan garpu. karena melihat
kelakuan Hellen yang seperti itu, Ibu Sullivan memarahinya. dia tidak terima di
perlakukan dengan kasar, akhirnya ia mengacak-ngacak makanan yang ada di atas
meja. Namun, Ibu Sullivan tetap sabar untuk mengajari Hellen dalam berbagai
hal. Pada suatu hari, Hellen bisa makan sup dengan menggunakan sendok seperti
anak-anak lain. Kesungguhan hati bu Sullivan akhirnya berpengaruh pada Hellen.
Kini hati Hellen mulai terbuka. Mula-mula Ibu Sullivan menuliskan b.o.n.e.k.a
dengan jarinya ditelapak tangan Hellen, sementara itu ia mengajak Hellen meraba
yang sedang didekapnya. Berulang-ulang kali hal itu dilakukannya. Sehingga Hellen
mulai mengerti dan melakukan semua hal yang diajarkan oleh Ibu Sullivan.
Setelah hafal banyak kata-kata, lalu Hellen mulai belajar mengenal huruf
Braille. Ketika Hellen berusia 10 tahun, ia masuk ke sekolah Horseman. Disana
ia akan belajar berlatih berbicara dengan bibir. Dengan metode itu, Ibu
Sullivan memasukkan tangan Hellen ke dalam mulutnya, sehingga pada saat bicara,
Hellen bisa merasakan gerakan bibir dan lidah. Hellen lalu memasukkan tangannya
sendiri dan ia berusaha untuk berucap.
Akhirnya
hellen mengalami kemajuan, dia dapat berbicara. Dalam mempelajari sesuatu,
Hellen harus berusaha berkali-kali dibandingkan dengan orang biasa, tapi Hellen
bertekad terus dengan mengetatkan giginya dan ia pun lulus dengan hasil
terbaik. dan kini dia sudah berkeliling dunia mengelilingi 20 negara untuk
orang-orang yang cacat tubuh, seperti buta, tuli, dan bisu. Dia mengajarkan
tentang perasaan kasih, cita – cita dan bersemangat. Hidupnya penuh dengan
perjuangan namun dia mampu memberikan harapan pada orang lain. Dari cerita
tersebut kita dapat mengambil pelajaran apapun kelemahan yang kita miliki, kita
tidak boleh menyerah untuk meraih mimpi dan cita – cita, seperti kata mutiara
yang di ucapkan hellen killer ” walaupun tuhan mengambil mataku, telingaku, dan
mulut ku, tetapi tuhan tidak pernah mengambil hati ku .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar