Mp3 Player

Jumat, 28 Oktober 2011

KODE ETIK PUBLIC RELATIONS

PASAL 1


Norma norma Perilaku Profesional

Dalam menjalankan kegiatan profesionalnya, seorang anggota wajib menghargai kepentingan umum dan menjaga harga diri setiap anggota masyarakat. Menjadi tanggung jawab pribadinya untuk bersikap adil dan jujur terhadap klien, baik yang mantan maupun yang sekarang, dan terhadap sesama anggota Asosiasi, anggota media komunikasi serta masyarakat luas.


PASAL 2
Penyebarluasan Informasi
Seorang anggota tidak akan menyebarluaskan, secara sengaja dan tidak bertanggung jawab, informasi yang paIsu atau yang menyesatkan, dan sebaliknya justru akan berusaha sekeras mungkin untuk mencegah terjadinya hal tersebut. Ia berkewajiban untuk menjaga integritas dan ketepatan informasi.

PASAL 3
Media Komunikasi
Seorang anggota tidak akan melaksanakan kegiatan yang dapat merugikan integritas media komunikasi.

PASAL 4
Kepentingan yang Tersembunyi
Seorang anggota tidak akan melibatkan dirinya dalam kegiatan apa pun yang secara sengaja bermaksud memecah belah atau menyesatkan, dengan cara seolah olah ingin memajukan suatu kepentingan tertentu, padahal sebaliknya justru ingin memajukan kepentingan lain yang tersembunyi. Seorang anggota berkewajiban untuk menjaga agar kepentingan sejati organisasi yang menjadi mitra kerjanya benar-benar terlaksana secara baik.

PASAL 5
Informasi Rahasia
Seorang anggota (kecuali apabila diperintahkan oleh aparat hukum yang berwenang) tidak akan menyampaikan atau memanfaatkan informasi yang diberikan kepadanya, atau yang diperolehnya, secara pribadi dan atas dasar kepercayaan, atau yang bersifat rahasia, dari kliennya, baik di masa Ialu, kini atau di masa depan, demi untuk memperoleh keuntungan pribadi atau untuk keuntungan lain tanpa persetujuan jelas dari yang bersangkutan.

PASAL 6
Pertentangan Kepentingan
Seorang anggota tidak akan mewakili kepentingan kepentingan yang saling bertentangan atau yang saling bersaing, tanpa persetujuan jelas dari pihak-pihak yang bersangkutan, dengan terlebih dahulu mengemukakan fakta fakta yang terkait.

PASAL 7
Sumber sumber Pembayaran
Dalam memberikan jasa pelayanan kepada kliennya, seorang anggota tidak akan menerima pembayaran, baik tunai atau pun dalam bentuk lain, yang diberikan sehubungan dengan jasa jasa tersebut, dari sumber manapun, tanpa persetujuan jelas dari kliennya.

PASAL8
Memberitahukan Kepentingan Kuangan
Seorang anggota, yang mempunyai kepentingan keuangan dalam suatu organisasi, tidak akan menyarankan klien atau majikannya untuk memakai organisasi tersebut atau pun memanfaatkan jasa jasa organisasi tersebut, tanpa memberitahukan terlebih dahulu kepentingan keuangan pribadinya yang terdapat dalam organisasi tersebut.

PASAL 9
Pembayaran Berdasarkan Hasil Kerja
Seorang anggota tidak akan mengadakan negosiasi atau menyetujui persyaratan dengan calon majikan atau calon klien, berdasarkan pembayaran yang tergantung pada hasil pekerjaan PR tertentu di masa depan.

PASAL 10
Menumpang tindih Pekerjaan Anggota Lain
Seorang anggota yang mencari pekerjaan atau kegiatan baru dengan cara mendekati langsung atau secara pribadi, calon majikan atau calon langganan yang potensial, akan mengambil langkah langkah yang diperlukan untuk mengetahui apakah pekerjaan atau kegiatan tersebut sudah dilaksanakan oleh anggota lain. Apabila demikian, maka menjadi kewajibannya untuk memberitahukan anggota tersebut mengenai usaha dan pendekatan yang akan dilakukannya terhadap klien tersebut. (Sebagian atau seluruh pasal ini sama sekali tidak dimaksudkan untuk menghalangi anggota mengiklankan jasa jasanya secara umum).

PASAL 11
Imbalan kepada Karyawan Kantor kantor Umum
Seorang anggota tidak akan menawarkan atau memberikan imbalan apa pun, dengan tujuan untuk memajukan kepentingan pribadinya (atau kepentingan klien), kepada orang yang menduduki suatu jabatan umum, apabila hal tersebut tidak sesuai dengan kepentingan masyarakat luas.

PASAL 12
Mengkaryakan Anggota Parlemen
Seorang anggota yang mempekerjakan seorang anggota Parlemen, baik sebagai konsultan ataupun pelaksana, akan memberitahukan kepada Ketua Asosiasi tentang hal tersebut maupun tentang jenis pekerjaan yang bersangkutan. Ketua Asosiasi akan mencatat hal tersebut dalam suatu buku catatan yang khusus dibuat untuk keperluan tersebut. Seorang anggota Asosiasi yang kebetulan juga menjadi anggota Parlemen, wajib memberitahukan atau memberi peluang agar terungkap, kepada Ketua, semua keterangan apa pun mengenai dirinya.

PASAL 13
Mencemarkan Anggota anggota Lain
Seorang anggota tidak akan dengan itikad buruk mencemarkan nama baik atau praktek profesional anggota lain.

PASAL 14
Instruksi/Perintah Pihak pihak Lain
Seorang anggota yang secara sadar mengakibatkan atau memperbolehkan orang atau organisasi lain untuk bertindak sedemikian rupa sehingga berlawanan dengan kode etik ini, atau turut secara pribadi ambil bagian dalam kegiatan semacam itu, akan dianggap telah melanggar Kode ini.


PASAL 15
Nama Baik Profesi
Seorang anggota tidak akan berperilaku sedemikian rupa sehingga merugikan nama baik Asosiasi, atau profesi Public Relations.

PASAL 16
Menjunjung Tinggi Kode Etik
Seorang anggota wajib menjunjung tinggi Kode Etik ini, dan wajib bekerja sama dengan anggota lain dalam menjunjung tinggi Kode Etik, serta dalam melaksanakan keputusan keputusan tentang hal apa pun yang timbul sebagai akibat dari diterapkannya keputusan tersebut. Apabila seorang anggota, mempunyai alasan untuk berprasangka bahwa seorang anggota lain terlibat dalam kegiatan kegiatan yang dapat merusak Kode Etik ini, maka ia berkewajiban untuk memberitahukan hal tersebut kepada Asosiasi. Semua anggota wajib mendukung Asosiasi dalam menerapkan dan melaksanakan Kode Etik ini, dan Asosiasi wajib mendukung setiap anggota yang menerapkan dan melaksakan Kode Etik ini.

PASAL 17
Profesi Lain
Dalam bertindak untuk seorang klien atau majikan yang tergabung dalam suatu profesi, seorang anggota akan menghargai Kode Etik dari profesi tersebut dan secara sadar tidak akan turut dalam kegiatan apa pun yang dapat mencemarkan Kode Etik tersebut.

Hellen Keller


    Sebagian orang mungkin pernah mendengar tentang cerita mengenai sosok wanita  bernama Hellen Keller. Kira – kira 100 tahun yang lalu, di Tasukambia daerah Alabama, Amerika. Pada suatu hari, ketika Hellen berumur satu setengah tahun ibunya mendapatinya terjatuh di kamar mandi, dan ketika diangkat, ternyata badannya panas sekali. Ibunya sangat panik ternyata setelah kejadian itu Hellen mengalami cacat.  Dia tidak seperti anak – anak yang lainnya, dia tidak bisa berbicara, mendengar, dan melihat. Keluarga Keller bersepakat untuk membesarkan Hellen seperti anak-anak normal lainnya. Pada usia 7 tahun keluarganya menyerahkan pendidikan Hellen kepada seorang guru bernama Ibu Sullivan, beliau mengajarkannya berbagai cara tentang hidup sendiri, seperti cara makan, minum, menyiram bunga, membaca, dll.
      Awalnya cara hidup tersebut di lakukannya dengan sembarangan, seperti makan dengan tangannya secara serampangan tidak memakai sendok dan garpu. karena melihat kelakuan Hellen yang seperti itu, Ibu Sullivan memarahinya. dia tidak terima di perlakukan dengan kasar, akhirnya ia mengacak-ngacak makanan yang ada di atas meja. Namun, Ibu Sullivan tetap sabar untuk mengajari Hellen dalam berbagai hal. Pada suatu hari, Hellen bisa makan sup dengan menggunakan sendok seperti anak-anak lain. Kesungguhan hati bu Sullivan akhirnya berpengaruh pada Hellen. Kini hati Hellen mulai terbuka. Mula-mula Ibu Sullivan menuliskan b.o.n.e.k.a dengan jarinya ditelapak tangan Hellen, sementara itu ia mengajak Hellen meraba yang sedang didekapnya. Berulang-ulang kali hal itu dilakukannya. Sehingga Hellen mulai mengerti dan melakukan semua hal yang diajarkan oleh Ibu Sullivan. Setelah hafal banyak kata-kata, lalu Hellen mulai belajar mengenal huruf Braille. Ketika Hellen berusia 10 tahun, ia masuk ke sekolah Horseman. Disana ia akan belajar berlatih berbicara dengan bibir. Dengan metode itu, Ibu Sullivan memasukkan tangan Hellen ke dalam mulutnya, sehingga pada saat bicara, Hellen bisa merasakan gerakan bibir dan lidah. Hellen lalu memasukkan tangannya sendiri dan ia berusaha untuk berucap. 
      Akhirnya hellen mengalami kemajuan, dia dapat berbicara. Dalam mempelajari sesuatu, Hellen harus berusaha berkali-kali dibandingkan dengan orang biasa, tapi Hellen bertekad terus dengan mengetatkan giginya dan ia pun lulus dengan hasil terbaik. dan kini dia sudah berkeliling dunia mengelilingi 20 negara untuk orang-orang yang cacat tubuh, seperti buta, tuli, dan bisu. Dia mengajarkan tentang perasaan kasih, cita – cita dan bersemangat. Hidupnya penuh dengan perjuangan namun dia mampu memberikan harapan pada orang lain. Dari cerita tersebut kita dapat mengambil pelajaran apapun kelemahan yang kita miliki, kita tidak boleh menyerah untuk meraih mimpi dan cita – cita, seperti kata mutiara yang di ucapkan hellen killer ” walaupun tuhan mengambil mataku, telingaku, dan mulut ku, tetapi tuhan tidak pernah mengambil hati ku .

SISTEM KOMUNIKASI INTERPERSONAL

Perbedaan antara persepsi objek dengan persepsi interpersonal

  1.      Persepsi objek, stimuli ditangkap oleh alat indera melalui benda-benda fisik (gelombang, cahaya, gelombang suara, temperatur dan sebagainya)
  2.    Persepsi interpersonal, stimuli sampai kepada kita melalui lambang vebal atau grafis yang disampaikan pihak ketiga (media atau orang lain) sehingga mengurangi kecermatan persepsi kita;
  3.   Persepsi objek, kita menanggapi objek hanya sifat-sifat luar objek (kita tidak pernah mempersoalkan perasaanya)
            Persepsi interpersonal, kita mencoba memahami apa yang tidak tampak pada alat indera kita, tidak hanya prilaku tetapi juga mengapa ia berprilaku seperti itu? Kita mencoba memahami tidak hanya tindakan tetapi juga motif sehingga stimuli menjadi kompleks. Oleh karenaya persepsi interpersonal lebih sulit ketimbang persepsi objek;
     Persepsi objek, objek tidak bereksi terhadap kita, kita pun tidak memberikan reaksi emosional kepadanya
      Persepsi interpersonal, faktor-faktor personal dan karakteristik orang yang ditanggapi serta hubungan Anda dengan orang tersebut, menyebabkan persepsi interpersonal cenderung untuk keliru.
         Persepsi objek, objek relatif tetap
            Persepsi interpersonal, manusia berubah-ubah.

Pengaruh Faktor-Faktor Situasional Pada Persepsi Interpersonal
         Deskripsi Verbal
            Pendeskripsian dengan menggunakan kata-kata sifat, kata yang disebut pertama akan mengarahkan penilaian selanjutnya.
         Petunjuk Proksemik
            Proksemik adalah studi tentang penggunaan jarak dalam menyampaikan pesan (Edward T. Hall).
         Petunjuk Kinesik
            Merupakan persepsi yang didasarkan pada gerakan tubuh
         Petunjuk Wajah
            Menurut Dale G. Leathers menyatakan bahwa “ wajah sudah lama menjadi sumber informasi dalam komunikasi interpersonal, hal ini karena wajah merupakan alat yang sangat penting dalam menyampaikan makna”
         Petunjuk Paralinguistik
            “cara bagaimana orang mengucapkan lambang-lambang verbal”
         Petunjuk Artifaktual
            “meliputi segala macam penampilan sejak potongan tubuh, kosmetik yang dipakai, baju, tas, pangkat, dan atribut-atribut lainnya”
Pengaruh Faktor-Faktor Pesonal Pada Persepsi Interpersonal
         Pengalaman
         Motifasi
         Kepribadian

Proses persepsi Interpersonal  ( proses pembentukan kesan)
         Stereotyping
         Implicit Personality Theory
         Atribusi

Konsep Diri
         “pandangan dan perasaan kita tentang diri kita
         William James membedakan antara “The I”, diri yang sadar dan aktif serta “The Me” diri yang menjadi objek renungan kita;
         Konsep diri meliputi “apa yang anda pikirkan dan rasakan tentang diri anda”
         Komponen konsep diri terdiri dari komponen kognitif dan komponen afektif

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri
         Orang Lain;
         Kelompok Rujukan

Pengaruh Konsep Diri Pada Komunikasi Interpersonal
         Nubuat yang Dipenuhi Sendiri
            “kecendrungan untuk bertingkah laku sesuai dengan konsep diri”
         Membuka Diri
         Konsep “JOHARI WINDOW”
         Percaya Diri
         Selektivitas

Atraksi Interpersonal
         Faktor-Faktor Personal yang Mempengaruhi Atraksi Interpersonal
  1. Kesamaan Karakteristik Personal
  2. Tekanan Emosional
  3. Harga Diri yang Rendah
  4. Isolasi Sosial

         Faktor – Faktor Situasional yang Mempengaruhi Atraksi Interpersonal
  1. Dayatarik Fisik
  2. Ganjaran
  3. Familarity
  4. Kedekatan
  5. Kemampuan
         Pengaruh Atraksi Interpersonal pada Komunikasi Interpersonal
  1. Penafsiran Pesan dan Penilaian
  2. Evektifitas Komunikasi
Hubungan Interpersonal
         Teori-Teori Hubungan Interpersonal
  1. Model Pertukaran Sosial
“asumsi dasar yang mendasari seluruh analisis kami adalah bahwa setiap individu secara sukarela memasuki dan tinggal dalam hubungan sosial hanya selama hubungan tersebut cukup memuaskan ditinjau dari segi ganjaran dan biaya”. (Thibault dan Kelly, pemuka utama model ini)

  1. Model Permainan
            “dalam model ini orang-orang berhubungan dalam bermacam-macam permainan yang didasarkan pada tiga bagian kepribadian manusia yaitu orang tua, orang dewasa, dan anak” (berasal dari psikiater Eric Berne diambil dari buku Games People Play)

  1. Model Interaksional
“Model ini memandang hubungan interpersonal sebagai suatu sistem, setiap sistem terdiri dari subsistem-subsistem yang saling tergantung dan bertindak bersama sebagai satu kesatuan”

Tahap-Tahap Hubungan Interpersonal
         Pembentukan Hubungan Interpersonal
         Peneguhan hubungan interpersonal
         Konfirmasi
         Diskonfirmasi
         Pemutusan Hubungan Interpersonal

Faktor-Fakror yang Menumbuhkan Hubungan Interpersonal dalam Komunikasi Interpersonal
         Percaya
         Sikap Suportif; dan
         Sikap Terbuka





PSIKOLOGI KOMUNIKASI


            Psikologi menyebut komunikasi pada penyampaian energi dari alat-alat indera ke otak, pada peristiwa penerimaan dan pengolahan informasi, pada proses saling pengaruh diantara berbagai system dalam diri organisme dan diantara organisme.
            Psikologi juga meneliti kesadaran yang meyebabkan terjadinya perilaku manusia dan mencoba menyimpulkan proses kesadaran yang menyebabkan terjadinya perilaku itu. Bila sosiologi melihat komunikasi pada interaksi sosial, filsafat pada hubungan manusia dengan realitas lainnya, psikologi pada perilaku individu komunikan

A.     Sistem Komunikasi Intrapersonal
             Komunikasi intrapersonal menguraikan bagaimana orang menerima, menyimpannya dan menghasilkannya kembali. Komunikasi intrapersonal (Proses pengolahan informasi)meliputi sensasi, persepsi, memori, dan berfikir. Sensasi adalah proses menangkap stimuli. Persepsi ialah proses memberi makna pada sensasisehingga manusia memperopleh pengetahuan baru, dengan kata lain persepsi men gubah snsasi menjadi informasi. Memori adalah proses menyimpan informasi dan memanggilnya kembali. Sedangkan berfikir adalah mengolah dan memanipulasi informasi untuk memenuhi kebutuhan atau memberikan respons.

B.     System komunikasi interpersonal
            System komunikasi interpersonal akan dijmulai dengan pembahasan tentang factor-faktor personal dan situasional yang mempengaruhi persepsi kita tentang orang lain. Juga membicarakan konsep diri, atraksi interpersonal dan hubungan interpersonal.
1.      pengaruh factor-faktor situasional pada persepsi interpersonal
  • Deskripsi verbal yaitu, bagaimana rangkaian kata sifat menentukan persepsi orang
  • Petunjuk proksemik yaitu studi tentang penggunaan jarak dalam menyampaikan pesan.
  • Petunjuk kinesik yitu petunjuk pada persepsi yang di dasarkan pada gerakan orang lain.
  • Petunjuk wajah, yang menimbulkan persepsi yang bias diandalkan.
  • Petunjuk paralinguistic yaitu cara bagaimana orang mengucapkan lambing-lambang verbal.petunjuk artifaktual, meliputi segala macam penampilan

2.      pengaruh factor-faktor personal pada persepsi interpersonal
  •  pengalaman
  •  motivasi
  •  kepribadian

3.      propses pembentukan pesan
  • stereotyping, men jelaskan tetntang terjadinya primacy effect dan halo effect
  • implicit personality theory, yaitu teori yang tiadak pernah dinyatakan.
  • Atribusi adalah prosesmenyimpulkan motif, maksud, dan karakteristik orang lain dengan melihat pada perilakunya yang tampak.

4.      proses pengolahan kesan
      yaitu dengan membicarakan bagaimana kecermatan persepsi interpersonal dimudahkan oleh opetunjuk-petunjuk verbal dan non verbal, dan dipersulit oleh factor-faktor personal pada penanggap.

C.     Psikologi pesan
            Manusia mengucapkan kata-kata dan kalimat dengan cara-cara tertentu. Setiap cara berkata memberikan maksud tersendiri (pesan paralinguistic). Tetapi manusia juga menyampaikan pesan dengan cara-cara lain selain dengan bahasa, misalnya dengan isyarat (pasan ekstralinguistik)

1.      pesan linguistic
pesan linguistic menjelaskan; bagaimana kita dapat berbahasa, (menurut teori belajar, anak-anak memperoleh pengetahuan bahasa melalui tiga proses yaitu, asosiasi, imitasi, dan peneguhan. Asosiasi bearti melazimkan suatu bunyi dengan objek tertentu. Imitasi beartimenirukan pengucapan dan strukturkalimat yang didengarnya. Peneguhan dimaksudkan sebagai ungkapan kagambiraanyang dinyatakan ketika anak mengucapkan kata-kata dengan benar), bahasa dan proses berfikir (secara singkat dapat disimpulkan bahwa pandangan seseorang tentang dunia dibentuk oleh bahasa, dan krena bahasa berbeda, pandangan kita tentang dunia juga berbeda), kata-kata dan makna (dalam tilikan psikologi, makna tidak terletak pada kata-kata, tetapi pada pikiran orang, pada persepsinya. Makna terbentuk karena pengalaman individu.

2.      pesan non verbal
      fungsi pesan non verbal:
a.              repetisi yaitu, mengulang kembali gagasan yang sudah disajikan secara verbal
b.              substitusi yaitu, menggantikan lambing-lambang verbal
c.              kontradiksi yaitu, menolak pesan verbal atau memberikan makna lain pada pesan verbal
d.             komplemen yaitu, melengkapi dan memperkaya makna pesan verbal
e.              aksentuasi yaitu, menegaskan pesan-pesan verbal

macam-macam pesan non verbal:
a.              kinesik yaitu gerak sebagian anggota tubuh
b.              paralinguistic (suara)
c.              proksemik yaitu gerakan semua anggota tubuh
d.             penciuman atau olfaksi
e.              sentifitas kulit
f.               artifactual (pakaian dan kosmetik)